PPDIOO

Dari Catatan Pak Samsul
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

PPDIOO KONSEP.

Enam fase : Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, and Optimize (PPDIOO).
Data-Gathering Step

Mendesain suatu jaringan sesuai dengan kebutuhan dari customer, membutuhkan suatu proses identifikasi dari beberapa elemen yang ada di dalamnya, termasuk tujuan dan kendala yang dihadapi dari organisasi tersebut. Tujuan teknis dan kendala harus dapat diidentifikasikan dengan baik, maka dari itu Cisco membuat sebuah lifecycle jaringan yang dapat membantu permasalah tersebut menjadi enam fase : Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, and Optimize (PPDIOO).

  • Prepare phase : menentukan kebutuhan bisnis dari organisasi, membuat strategi jaringan, dan mengusulkan arsitektur yang high-level.
  • Plan phase : mengidentifikasikan kebutuhan jaringan sesuai dengan karakteristik dan penilaian yang dilakukan, serta melakukan analisis GAP.
  • Design phase : mendesain jaringan dengan memperhatikan ketersediaan, kehandalan, keamanan, skalabilitas, dan kinerja.
  • Implement phase : melakukan instalasi dan konfigurasi perangkat baru, tanpa mengganggu jaringan yang sudah ada sebelumnya.
  • Operate phase : melakukan pengelolaan jaringan seperti monitoring, maintenance, serta upgrade perangkat.
  • Optimize phase : melakukan tindakan proaktif manajemen jaringan dengan mengidentifikasikan masalah serta menyelesaikannya sebelum masalah tersebut mempengaruhi jaringan.

PPDIOO lifecycle mempunyai empat keuntungan utama apabila diterapkan :

  • Menurunkan total biaya dari organisasi dengan melakukan validasi terhadap kebutuhan teknologi yang akan diterapkan serta perencanaannya.
  • Meningkatkan availability dari jaringan.
  • Meningkatkan agility (fleksibilitas) dari perusahaan menetapkan kebutuhan bisnis dan strategi yang digunakan dalam teknologi.
  • Mempercepat akses ke aplikasi dan layanan dengan meningkatkan ketersediaan, kehandalan, keamanan, skalabilitas, dan kinerja dari jaringan.

Metodologi desain menggunakan pendekatan PPDIOO, mempunyai practices sebagai berikut :

  • Mengidentifikasi kebutuhan jaringan dari customer
  • Melakukan karakterisasi dari jaringan sebelumnya yang ada
  • Mendesain topologi jaringan dan solusi
  • Melakukan testing untuk desain yang dibuat
  • Perecanaan Implementasi
  • Dokumentasi

Mengidentifikasi kebutuhan dari customer

Untuk mendapatkan kebutuhan sesuai dengan keinginan dari customer, diperlukan pengumpulan informasi tidak hanya dari teknisi, tetapi diperlukan juga dari staf perusahaan dan manajer perusahaan. Terdapat practices yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan dari customer :

  • Identifikasi aplikasi jaringan dan layanan jaringan yang digunakan.
  • Menentukan tujuan organisasi.
  • Menentukan segala kemungkinan yang menjadi keterbatasan dari organisasi.
  • Menentukan tujuan teknis.
  • Menentukan segala kemungkinan yang menjadi keterbatasan dari hal teknis.

Karakterisasi dari jaringan yang sudah ada sebelumnya

Pada tahap ini dibutuhkan tools (alat) untuk melakukan analisa traffic jaringan yang sudah ada, serta tools untuk melakukan audit dan pemantauan traffic jaringan. Terdapat practices yang dapat diikuti untuk memperoleh informasi dari jaringan yang sudah ada sebelumnya :

  • Mengidentifikasi semua informasi dan memeriksa dokumentasi organisasi yang sudah ada sebelumnya.
  • Melaksanakan kegiatan audit untuk menambahkan detail dan deskripsi dokumentasi jaringan.
  • Menggunakan analisa traffic untuk memperoleh informasi dari aplikasi dan protokol yang digunakan pada jaringan yang sudah ada.

Mendesain topologi jaringan dan solusi

Terdapat dua pendekatan untuk mendesain sebuah topologi jaringan, yang pertama dengan top-down approach, yang kedua dengan bottom-up approach. Berikut ini adalah perbandingan kedua pendekatan desain tersebut :

Top-Down approach lebih baik digunakan walau memerlukan waktu yang lebih lama, karena desain ditentukan setelah dilakukan analisa dari informasi yang dikumpulkan berdasarkan kebutuhan dari organisasi, sehingga nantinya desain akan sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan organisasi.

Adapun Bottom-up approach yaitu desain yg berdasar pada pengalaman dari para ahli dan merupakan solusi yang cepat, namun desain biasanya kurang bahkan tidak sesuai karena kebutuhan organisasi tidak disertakan, hanya berdasarkan pengalaman. Desain ini cocok digunakan untuk organisasi/tempat yang kecil sampai medium.

Melakukan testing untuk desain yang dibuat

Setelah desain sudah selesai dibuat, harus dilakukan verifikasi. Dilakukan testing prototype jaringan tanpa harus mengganggu operasional jaringan yang sedang berjalan. Hanya didapatkan hasil sukses dan gagal dalam pengetesan ini. Jika sukses maka sesuai dengan desain yang dibuat, sedangkan jika gagal, dilakukan perbaikan desain dan pengulangan testing sampai didapatkan hasil sukses.

Perencanaan Implementasi

Implementasi akan dilakukan setelah testing berhasil dilakukan, tetap dengan mempertimbangkan kegagalan yang akan terjadi ketika diimplementasikan ke jaringan yang sebenarnya/yang sudah berjalan saat ini. Diperlukan checklist untuk setiap langkah yang dilakukan sebelum implementasi dan rencana “rollback” apabila terjadi masalah. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum implementasi :

  • Mendeskripsikan setiap langkah implementasi yang dibuat
  • Mereferensikan dari dokumen desain yang dibuat
  • Melampirkan detil petunjuk implementasi yang dilakukan
  • Melampirkan detil petunjuk rollback jika terjadi kegagalan
  • Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah yang dibuat saat implementasi

Dokumentasi

Sebuah dokumentasi desain yang dibuat harus mencantumkan kebutuhan dari desain tersebut, desain jaringan yang sebelumnya sudah berjalan dan desain saat ini, identifikasi strategi dan hasil, serta rincian rencana implementasi.

Struktur dari dokumentasi desain harus mengandung :

  • Introduction : Bagian ini menampilkan latar belakang alasan utama dilakukan desain jaringan atau mendesain ulang.
  • Design Requirement : Bagian ini menjelaskan identifikasi kebutuhan organisasi dan tujuan dari desain yang dilakukan.
  • Existing Network Infrastructure : Bagian ini menjelaskan keadaan jaringan yang saat ini berjalan dan yang perlu dilakukan desain ulang.
  • Design : Bagian ini mengidentifikasi desain dan implementasi detail. Rincian termasuk topologi, pengalamatan, dan keamanan. Memberikan rincian implementasi seperti template konfigurasi dan konfigurasi yang tepat dari perangkat jaringan.
  • Proof of Concept : Bagian ini menjelaskan pilot atau verifikasi jaringan prototype yang digunakan dan hasil dari tes yang dilakukan.
  • Implementation Plan : Bagian ini memberikan rincian pelaksanaan teknis para anggota staf untuk melaksanakan tugas-tugas tanpa memerlukan kehadiran desainer.
  • Appendixes : Bagian ini berisi daftar dan konfigurasi opsional perangkat jaringan yang ada.


Link Terkait :

Teknologi Jaringan Cisco

Referensi :

Textbook :

1. Anthony Bruno, Steve Jordan, CCDA 640-864 Official Cert Guide 4th Edition, Cisco Press, 2011

2. Sean R. Wilkins, Designing for Cisco Internetwork Solutions (DESGN) Foundation Learning Guide 3rd Edition, Cisco Press, 2012